Cerita Sukses, Bu Asih Eks Penerima PKH di Nganjuk yang Graduasi Memilih Wirausaha Mandiri

Eks Penerima PKH di Nganjuk yang graduasi dan memilih berwirausaha dengan modal 200 ribu kini beromset jutaan. Foto: Tangkapan layar di Channel YouTube Nadi Media.

NadiNganjuk.com – Barangkali tak banyak yang tahu bahwa penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Nganjuk bisa graduasi, berwirausaha dan mengispiratif.

Eks Penerima PKH di Nganjuk Tahun 2014, Asih Widiyani bersama sang suami Damus menceritakan perjalanan graduasi hingga memiliki usaha dalam tayangan Channel YouTube Nadi Media pada Kamis (22/09/2022).

Perlu diketahui graduasi merupakan berakhirnya kepesertaan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.

Eks Penerima PKH di Nganjuk, Asih Widiyani mengatakan bahwa program bantuan PKH diterima selama 6 tahun.

“Bantuan itu amat sangat membantu, karena waktu itu kita juga belum punya (uang) harian ini, pertanian juga belum punya garapan, bapak kerja, saya ibu rumah tangga,” ujar Asih seorang ibu dengan 3 anak ini.

Keinginan dia untuk graduasi ini bermula sejaktahun 2018. Kemudian dia mendapatkan sertifikat graduasi PKH tahun 2019. Lalu ia sudah mulai tidak menerima bantuan PKH pada tahun 2020.

“Saya akan lebih mampu dan sudah mendapatkan modal dari PKH ini sekarang ini sudah maju, (maka) saya ingin graduasi,” ungkap warga asal Desa Ngliman Kecamatan Sawahan ini.

Sebelum proses graduasi dilakukan, dia merencanakan inovasi berbagai produk minuman kesehatan. “Sebelum keluar, saya mengajukan produk dulu, mencoba inovasi-inovasi pembuatan (minuman kesehatan) herbal,” katanya.

Tak berhenti di situ, ia juga mengikuti pelatihan pembuatan minuman herbal secara mandiri dari Dinas Koperasi Surabaya di daerah Malang selama 5 hari. “Biaya sendiri, setelah 3 hari sepulang pelatihan kita mulai produksi,” pungkasnya.

Usaha Modal Minim Kini Beromset Jutaan

Berbekal keterampilan dari pelatihan dan niat untuk berwirausaha, Asih bersama sang suami mampu menginovasikan berbagai varian minuman herbal.

Menurut dia, proses awal usahanya dilakukan dengan memanfaatkan modal minim. Dia menggunakan uang senilai Rp200.00 dari Rp500.00 bantuan PKH untuk modal membeli gula.

Sementara bahan baku jenis rempah-rempahan didapatkanya dari tetangga sekitar. Dahulu, kata dia, bahan bakarnya juga berasal dari kayu-kayuan di sekitar rumahnya.

Dia menyebutkan, saat ini hampir semua jenis rempah bisa diolah menjadi minuman yang menyehatkan dan enak.

Pada masa awal, dia mengatakan hanya memiliki 5 jenis produk minuman kesehatan. Seiring perkembangan waktu, ia kini sudah memiliki 50 jenis varian produk.

“Prinsip saya, kalau modal besar, berkembangnya nggak akan kelihatan, mikir saya gitu. Ya sudah kita modal kecill-kecilan yang penting pesat, nanti berkembangnya kelihatan. Ternyata (sekarang) bener. Kita awal modal itu 200 ribu dari PKH,” menurutnya.

”Sekarang, omset sekarang 60 jutaan,” ujarnya.

Pembicara di Berbagai Kampus

Berkat keterampilan meracik jamu, ia mampu memenangkan berbagai lomba di tingkat daerah.

Kini ia sering diminta oleh berbagai kampus perguruan tinggi untuk melakukan penelitian di tempatnya.

Tak jarang, ia juga sering diundang sebagai pembicara di berbagai kampus ternama.

“Saya ingin bermanfaat bagi orang lain. Jadi kepuasan saya bisa bermanfaat bagi orang lain,” katanya.

Ia mengatakan produk minumannya ini dikenal dengan nama Widoro Asih.

Dalam hal penjualan, kini ia menerima pesanan pembelian secara langsung atau offline maupun online melalui platform marketplace Facebook, Shopee, Bukalapak dan Kaskus.

Sebagai Eks Penerima PKH di Nganjuk, ia berharap kepada masyarakat dalam usia produktif supaya bisa mandiri dan tak hanya mengandalkan bantuan.

Menurutnya, saat ini sudah banyak instansi ataupun komunitas yang melakukan pelatihan. (and/az)

WhatsApp99