
Oleh: HM Basor, M. Si
(Alumni PMII Kediri Tahun 1992)
Sarjana sebagai produk perguruan tinggi memiliki potensi yang besar untuk menjadi komponen penting dalam masyarakat pengetahuan. Karenanya, kualitas lulusan perguruan tinggi adalah faktor penting di era sekarang. Masalah pendidikan menjadi topik pembicaraan aktual di kalangan akademisi di Negara kita ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi degradasi mutu pendidikan tinggi secara umum.
Kualitas dan mutu pendidikan tinggi memberikan dampak yang sangat besar dalam percaturan dunia usaha, kaum professional dan kemadirian lulusan dalam berkompetisi di dunia usaha. Berbicara mengenai kualitas lulusan perguruan tinggi inilah yang juga menjadi masalah bagi kader PMII dimanapun berada. PMII sebagai agen perubahan pemikiran dan gerakan bagi mahasiswa di kampus belum memberikan out put yang optimal dan nyata dalam menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Tradisi PMII yang terus diskusi dan pemberdayaan dengan tema-tema sosial, politik dan ke masyarakat belum sejalan dengan kebutuhan riil keahlian yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia usaha. Maka kita semua saatnya berfikir keras bagaimana alumni PMII mampu berkompetisi dengan aktifis lainnya.
Merosotnya kualitas perguruan tinggi sebenarnya bukan monopoli kesalahan mahasiswa namun perlu sama-sama kita sadari beberapa masalah yang menjadi penyokong menurunnya kualitas tersebut adalah sebagai berikut:
- Lemahnya karakter mahasiswa yang ditandai dengan adanya krisis etis normative yang semakin memprihatinkan dari mahasiswa sehingga berpengaruh negatif pada disiplin dan motivasi kerja.
- Lemahnya karakter dosen, karena cukup banyak dosen yang tidak/ belum pernah bersentuhan dengan industri/dunia kerja nyata, sehingga kurang dapat memberikan contoh riil dalam perkuliahan.
- Lemahnya kurikulum, yang terkait dengan rendahnya relevansi antara muatan kurikulum dengan kebutuhan industri.
- Lemahnya Manajemen pendidikan.
Atas kondisi sumberdaya yang ada tersebut, maka untuk menjadi terdepan dalam kemajuan, semua komponen PMII baik yang masih aktif maupun yang sudah menjadi alumni untuk melakukan langkah sebagai berikut:
- PMII harus mulai sadar jika keberadaan kader kadernya banyak yang kuliah di Perguruan Tinggi (PT) Agama Islam dari pada PT umum. Maka jaringan kader di PT umum harus dipetakan dan lakukan langkah serius agar alumni PMII kelak memiliki kader yang professional dan ahli di bidangnya.
- PMII sudah saatnya membuat kanal kanal khusus untuk memberikan peningkatan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha berupa pendidikan Vocasional siap kerja.
- Literasi digital, sebuah kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisisdanmengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru harus menjadi jiwa kader PMII.
- Para alumni PMII yang berada di kekuasaan harus mampu mensinergikan kebijakan dengan kebutuhan utama kader PMII dari segi peningkatan keterampilan dan keahlian agar kader PMII mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi umum lainnya.
- Desain kaderisasi formal dan non formal PMII perlu ada revisi yang serius karena kaderisasi yang ada masih sangat jauh dari kebutuhan dunia usaha. Kaderisasi formal membangun idiologi memang betul, tetapi mensinergikan dengan kondisi riil yang ada menjadi lebih penting saat dunia sekarang sudah berubah begitu cepat.
- Para Professor, doctor dan pengusaha PMII yang sukses bersatu membuat lembaga yang bisa dijadikan kawah condrodimuko untuk menampung lulusan yang alumni PMII untuk menambah keahlian dan ketrampilan khusus.
- Saatnya PMII memiliki dana abadi yang dipergunakan untuk membangun kader agar berdaya dari sisi ekonomi mapun eksistensinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemajuan teknologi yang dibarengi dengan robotisasi dan digitalisasi adalah sebuah realita hidup, maka siapapun Anda apapun keadaannya kita harus mengikuti dengan melengkapi diri atas kemampuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut. Kita tidak ingin 10 tahun lagi banyak kader Kopri yang tidak bahagia hanya gara-gara tidak memiliki kader PMII yang bisa membahagiakan hidupnya, karena tidak memiliki pekerjaan yang layak dan mendapatkan penghasilan yang cukup, karena tidak mampu bekerja yang layak disebabkan oleh kemajuan teknologi. Kedepan perlu juga disiapkan kader Kopri tangguh yang mendampingi kader PMII yang kurang bisa membahagiakan Kopri yang dinikahinya.
Ungkapan ini mungkin terlalu konyol, namun saat revolusi industri 2.0 dan 3.0 yang terjadi pada saat itu menelan banyak korban pengangguran. Maka revolusi industri 4.0 jangan sampai kita tidak menyiapkan diri menjadi bagian yang diuntungkan oleh kemajuan teknologi tersebut. Dinamisnya dunia selalu memberikan inspirasi kepada siapa yang yang memiliki kecerdasan dan kreatifitas, maka siapkan diri Anda untuk menjadi yang terbaik dalam menjalani derasnya persaingan hidup, tanpa harus mengorbankan idialisme yang sudah kita miliki.
Ilmu kucari, amal kuberi, untuk agama bangsa negeri, tetap menjadi inspirasi kader PMII untuk menjadi seorang ilmuwan yang memiliki integritas dan memegang teguh nilai ilahiyah. Terus mengabdi kepada NKRI demi kemaslahatan hidup kita semua. Tulisan sederhana ini semoga memberikan motivasi bagi siapa saja yang cinta pada PMII agar kedepan PMII lebih maju. Selamat Harlah PMII ke 61 Tahun 2021.
Leave a Reply